Merekapun lalu membeli kalung tersebut. Setiap hari Debby dengan rajin mengerjakan pekerjaan yang ditulis dalam daftar oleh ibunya. Uang yang diberikan oleh neneknya pada hari ulang tahunnya juga diberikannya kepada ibunya.Tidak berapa lama, perjanjiannya dengan ibunya pun selesai. Ia mulai memakai kalung barunya dengan rasa sangat bangga. Ia selalu memakai kalung itu kemanapun ia pergi. Ke sekolah taman kanak-kanaknya, ke supermarket, bermain bahkan pada saat ia tidur, kecuali pada saat mandi. “Nanti lehermu jadi hijau,” kata ibunya…
Debby juga memiliki seorang ayah yg bernama Jay yang sangat menyayanginya. Setiap menjelang tidur, sang ayah selalu membacakan sebuah buku cerita untuknya. Pada suatu hari seusai membacakan cerita, sang ayah bertanya kepada Debby; “Debby, apakah kamu sayang ayah?” “Pasti, yah. Ayah tahu betapa aku menyayangi ayah.”"Kalau kau memang mencintai ayah, berikanlah kalung mutiaramu pada ayah.” “Yaa… ayah, jangan kalung ini. Ayah boleh ambil mainanku yang lain, Ayah boleh ambil Rosie, bonekaku yang terbagus, Ayah juga boleh ambil pakaian-pakaiannya yang terbaru tapi jangan ayah ambil kalungku…” “Ya anakku, tidak apa-apa… tidurlah.” Ayah Debby lalu mencium keningnya dan pergi, sambil berkata: “Selamat malam anakku, semoga mimpi indah.”
Seminggu kemudian setelah membacakan cerita, ayahnya bertanya lagi: “Debby, apakah kamu sayang ayah?” “Pasti, Yah. Ayah kan tahu aku sangat mencintaimu. ” “Kalau begitu, boleh ayah minta kalungmu?” “Yaa, jangan kalungku…, Ayah ambil Ribbons, kuda-kudaanku. .. Ayah masih ingat kan ? Itu mainan favoritku. Rambutnya panjang dan lembut. Ayah bisa memainkan rambutnya, mengepangnya dan sebagainya. Ambillah Yah, Asal ayah jangan minta kalungku…” “Sudahlah nak, lupakanlah,” kata sang ayah.
Beberapa hari setelah itu Debby mulai berpikir, kenapa ayahnya selalu meminta kalungnya? dan kenapa ayahnya selalu menanyai apakah ia sayang padanya atau tidak? Beberapa hari kemudian ketika ayah Debby membacakan cerita, Debby duduk dengan resah. Ketika ayahnya selesai membacakan cerita, dengan bibir bergetar ia mengulurkan tangannya yang mungil kepada ayahnya sambil berkata: “Ayah…, terimalah ini..” Ia lepaskan kalung kesayangannya dari genggamannya, dan dengan penuh kesedihan kalung tersebut berpindah ke tangan sang ayah…Dengan satu tangan menggenggam kalung mutiara palsu kesayangan anaknya, tangan yang lainnya mengambil sebuah kotak beludru biru kecil dari kantong bajunya. Di dalam kotak beludru itu terletak seuntai kalung mutiara yang asli, sangat indah dan sangat mahal… Ia telah menyimpannya begitu lama untuk anak yang dikasihinya. Ia menunggu dan menunggu agar anaknya mau melepaskan kalung mutiara plastiknya yang murah, sehingga ia dapat memberikan kepadanya kalung mutiara yang asli
Begitu pula dengan dengan Tuhan kita… seringkali Ia menunggu lama sekali agar kita mau menyerahkan segala milik kita yang palsu … dan menukarnya dengan sesuatu yang sangat berharga….
jadi, jika kita benar-benar mencintai Tuhan, maka lepaskanlah apa2 yang kita sayangi untuk Tuhan agar kelak Ia akan menggantinya jauh lebih baik. biasakanlah kita lakukan setiap hari dengan berbagi kepada yang berhak dan lebih membutuhkan....